Sabtu, 14 April 2012

Kemampuan Memaknai

Kemampuan menulis adalah bagaimana kita bisa menuangkan apa yang ada di dalam pikiran kita kedalam sebuah tulisan yang dapat dipahami oleh orang lain yang membacanya. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika kita ingin menulis sesuatu tetapi kita merasa tidak ada hal menarik yang bisa diangkat menjadi sebuah tulisan.

Di saat seperti itulah, kita dituntut untuk mengerahkan kemampuan kita untuk bisa memaknai segala sesuatu yang telah kita alami atau kita lihat. Karena sebetulnya semua kejadian yang ada disekitar kita bisa dijadikan sebuah tulisan. Tetapi tergantung bagaimana kita bisa memaknai kejadian yang yang berada di sekitar kita.

Kemampuan memaknai ini bukanlah sebuah bakat yang dibawa dari lahir, tetapi kemampuan memaknai merupakan skill yang harus terus-menerus di gunakan. Ibarat sebuah pedang yang tidak pernah digunakan, lama kelamaan akan tumpul. Sebaliknya jika pedang tersebut semakin sering digunakan, maka ketajamannya akan terus terpelihara. Seperti itulah kemampuan memaknai sesuatu, semakin sering digunakan maka akan semakin lancar dan mudah kita memaknai segala hal.

Dalam membuat sebuah tulisan. Memaknai apa saja yang terjadi disekitar kita merupakan langkah awal, baru kemudian bagaimana kita menuangkannya kedalam sebuah tulisan yang baik.

Nah, menuangkan ide-ide kedalam sebuah tulisan juga bukan hal yang mudahdan membutuhkan pembahasan yang agak panjang. Oleh karena itu akan saya bahas di artikel selanjutnya. Untuk sementara kita latihan dulu memaknai segala hal yang terjadi di sekitar kita...

Semoga sukses, Penulis pemula bukan kutukan....!!!!

Senin, 09 April 2012

Belajar Menulis

Menjadi seorang penulis menjadi tujuan baru yang ingin saya capai ketika mulai menginjakkan kaki di bangku kuliah. Saya merasa ada yang kurang dalam diri saya selama ini. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada di pikiran belum bisa atau sulit untuk saya tuangkan dalam sebuah tulisan.

Ketika saya membaca tulisan-tulisan orang lain di surat kabar, di portal online, dsb. Saya merasa ingin juga melakukan hal yang sama, menuangkan ide dan gagasan yang saya miliki kedalam sebuah tulisan yang mudah dimengerti dan menarik bagi orang lain.

Namun, ada satu kendala yang saya alami yang sepertinya hampir sama dengan kendala-kendala yang sering dialami oleh penulis pemula lainnya. Yaitu sulitnya memulai menulis, bingung ketika harus memulai menulis, sehingga sering muncul pertanyaan di benak saya, "Apakah yang pertama kali harus saya tulis?" Sedankan ketika sudah memulai menulis, ternyata di tengah jalan saya mengalami kebuntuan dan mentok.

Setelah membaca berbagai artikel mengenai kiat sukses menulis, akhirnya saya menemukan rahasia terbesar dalam dunia penulisan. Hasil dari browsing di internet mengantarkan saya ke sebuah situs yang ternyata di asuh oleh seorang guru di bidang kepenulisan, yaitu Pak Jonru. Setelah saya obrak-abrik situs tersebut akhirnya ketemu juga rahasianya.

MULAILAH MENULIS DENGAN OTAK KANAN
Kenapa dikatakan demikian!
Otak kanan adalah otak yang penuh kreativitas, suka spontanitas, kebebasan sebebas -
bebasnya, dan tak peduli pada aturan apapun. Sementara otak kiri adalah otak yang
suka menganalisis, berpikir, dan mempertimbangkan banyak hal.

Penyebab dari banyaknya orang mengalami kebingungan, seperti halnya yang pernah saya rasakan. Karena kita memulai menulis dengan otak kiri. Kita menulis dengan penuh pertimbangan dan analisis, sehingga tulisan kita tidak jadi-jadi. Bahkan bisa jadi tidak mulai-mulai.

Yang lebih parah, ketika otak kita dipenuhi oleh seabreg teori dan kiat penulisan yang menghantui otak kiri kita dan menggangu proses kreatif kita dalam menulis. Akibatnya, setiap kali ingin mulai menulis, sangat banyak pikiran, pertimbangan, dan analisis yang terus menghantui proses penulisan.

Sedangkan jika kita mulai menulis dengan menggunakan otak kanan, maka kita akan menulis dengan penuh kebebasan, semau-mau kita, sesuka-suka kita. Jangan pikirkan apapun kecuali satu hal: "Pokoknya tulisan saya ini harus selesai!"

Jika kita mulai menulis dengan otak kanan tersebut, maka itu merupakan langkah yang benar, karena proses menulis akan sangat lancar, dan tulisan kita bisa selesai dalam waktu singkat

Barulah setelah kita selesai menulis, kita bisa mengistirahatkan otak kanan kita. Saatnya beralih ke otak kiri. Biarkan dia bekerja, ingatlah seabreg teori tentang kiat kepenulisan yang pernah kita dapatkan.

Kamis, 05 April 2012

Kecepatan Mengetik

Iseng-iseng lagi online main facebook, tiba-tiba saya teringat dengan sebuah fasilitas gratis di internet yang bisa mengetahui kecepatan tangan kita dalam mengetik. Dari pada tidak ada kerjaan lain, saya coba saja browsing di mbah google. Browsing sebentar, ketemu dengan situs http://indonesian-speedtest.10fastfingers.com/. Setelah ketemu langsung menuju ke TKP.

awalnya sekitar 47 kpm, kemudian naik 50 kpm, merasa belum puas saya coba lagi, tetapi setelah berulang-ulang selalu mentok di 53 kpm. Sepertinya untuk saat ini 53 kpm merupakan catatan tercepat saya dalam mengetik. Bagaimana dengan teman-temang yang lain, apa ada yang bisa mengalahkan rekor saya ini...???

Typing Test

Kunjungi Tes Mengetik dan coba!


Kalau ada yang mau mengalahkan rekor saya ini, silahkan langsung menuju ke TKP.

Pancing (Line Fishing)

Teknik penangkapan ikan ang menggunakan pancing biasa disebut dengan line fishing. Istilah lain biasa juga disebut dengan hook and angling yaitu alat penangkap ikan yang terdiri daritali dan mata pancing. Semua alat tangkap tersebut dalam teknik penangkapan menggunakan pancing. Umumnya pada mata pancingnya dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungis untuk menarik perhatian ikan. Umpanasli dapat berupa udang, ikan, atau organisme lainnya yang hidup ataupun mat, sedangkan umpan buatan dapat terbuat dari kayu,plastik dan sebagainya yang menyerupai ikan, udang dan lainnya.

Dibangdingkan dengan alat penangkapan lainnya, alat pancing inilah yang prinsipnya tidak banyak mengalami perubahan. Karena hanya meletakkan umpan pada mata pancing, lalu pancing deiberi tali. Setelah umpan dimakan ikan maka mata pancing juga akan termakan oleh ikan dan dengan tali manusia menarik ikan dari air.


Dalam teknisnya banyak mengalami kemajuan, misalnya benang yang dipakai berwarna sedemikian rupa sehingga dapat memberikan rangsangan untuk dimakan, bentuknya diolah sedemikian rupa sehingga menyerupai umpan yang umum disengani oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan secara alamiah. (Ayodhyoa,1981).

Sebagai alat penangkapan ikan, alat pancing terdiri dari mata pancing, tali pancing,umpan, dan berbagai perlengkapan lainnya seperti joran, pelampung, pemberat, dan lain-lainnya. Dibandingkan dengan alat penangkapan ikan lainnya, menurut Ayodhyoa (1981) alat penangkapan ini mempunyai segi-segi positif, yatitu:

  1. Alat pancing tidak susah dalam struktur dan operasinya dapar dilakukan dengan mudah.

  2. Organisasi usahanya kecil, sehingga dengan modal kecil usaha sudah dapat berjalan.

  3. Syarat-syarat fishing groundnya relatif sedikit dan dapat dengan bebas memilih.

  4. Pengaruh cuaca, suasana lautdan sebagainya relatif kecil.

  5. Ikan-ikan yang tertangkap seekor demi seekor sehingga kesegarannyadapat dijamin.


Namun ada pula beberapa kelemahannya, yaitu:

  1. Keahlian perseorangan sangat menonjol, pada tempat, waktu dan syarat-syarat lainnya sama, hasil tangkapan yang diperoleh belum tentu sama dengan orang lain.

  2. Pancing terhadap ikan adalah pasif, dengan demikian tertangkapnya ikan tersebut sangat ditentukan oleh tertariknya ikan untuk memakan umpan.

  3. Memerlukan umpan, sehingga ada tidaknya umpan sangat berpengaruh terhadap jumlah kali operasi yang akan dilakukan.

  4. Untuk mendapatkan hasil tangkapan yang besar dalam waktu singkat tidak mungkin dilakukan.


Akan tetapi, dengan perkembangan teknis dan tujuan utama penangkapan alat pancing tidak hanya ikan. Alat tangkap pancing menjadi suatu yang tidak lagi sederhana. Sebagai contoh alat pancing cumi-cumi yaitu “squiid angling” merupakan alat tangkap yang dalam operasinya secara mekanik dan hasil tangkapannya bisa berton-ton dalam waktu yang relatif singkat, demikian pula dengan surface long line dan bottom long line.

JENIS-JENIS LINE FISHING

Berbeda ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang digunakan. Dengan demikian, sturktur pancing juga akan berbeda, sehingga akan terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang akna dilakukan akan berbeda pula.

Pada garis besarnya line fishing banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok (Von Brandt, 1984), yaitu:

  1. Handlines, yaitu pancing yang paling sederhana. Biasanya hanya dterdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ke tangan. Handlines merupakan alat tangkap pancing yang paling sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tali pancing, pancing dan umpan. Kemudian operasionalnya sangat sederhana karena bisa dilakukan oleh seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu atau lebih, bisa menggunakan umpan asli maupun palsu. Pemancingan dapat dilakukan di rumpon.

    Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan. Untuk menangkpan ikan tuna, biasanya menggunakan tali monofilament dengan diameter 1,5 -2,5 mm dengan mata pancing nomor 5-1, dan ditambahkan pemberat timah.

  1. Pole and line
Pole and line, yaitu pancing yang digunakan khusus menangkap ikan-ikan cakalang, tuna dan tongkol. Pancing ini terdir dari joran, tali pancing dan umpan. Dioperasikan secara bersama di atas kapal. Biasa disebut juga dengan “huhate”. Desainnya sangat sederhana, hanya terdiri dari jiran, tali, dan mata pancing. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran untuk tangkai pancing, polyethilene untuk tali pancing dan mata pancing yang tidak terkait balik. Berikut deskripsi dari alat tangkap pole and line.
  • Joran, bagian ini terbuat dari bambuyang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 meter dengan diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm dan bagian ujung sekitar 1 – 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan jorandari bahan sintetis seperti plastik atau fiber.
  • Tali utama (main line), terbuat dari bahan sintetis polyethilene dengan panjang sekitar 1,5 – 2 meter yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal, dan jarak penyemprotan ait. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali 7.
  • Tali sekunder, terbuat dari bahan monofilament berupa tasi berwarna purih sebagai pengganti kawat baja dengan panjang sekitar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat dari gigitan ikan.
  • Mata pancing (hook) yang tidak terkait balik. Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 – 2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk silinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan menarik perhatian ikan cakalang.

  1. Set line

Set line, yaitu pancing yang dipasang secara menetap dalam jangka waktu tertentu. Pancing ini terdiri dari tali pancing, pancing, dan umpan kemudian dipasang secara mentetap di suatu perairan.

  1. Bottom long lines

Bottom long lines, yaitu pancing yang dipasang di permukaan atau pertangahan air dan dihanyutkan sampai jangka waktu tertentu.

  1. Troll line

Troll Line, yaitu pancing yang dalam operasinya ditarik dengan perahu. Pancing diberi umpan segar ataupun umpan palsu yang karena pengaruh tarikan, umpan bergerak didalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya.

Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum dipakau karena swimming layer ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada. Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung selam dan dikombinasikan dengan perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati swimming layer tuna.

Pengoperasian tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2-6 knot tergantung jenisnya.

Ukuran perahu yang dipakai berkisar antara 0,5 – 10 GT. Untuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali.

Menyusuri Jejak Kegemilangan Islam



Ketika memulai tulisan ini, penulis mendapatkan satu pertanyaan yang sangat menghantui penulis. Pertanyaan ini muncul dan timbul menjadi menjadi semakin besar ketika satu persatu fakta yang didapatkan menggambarkan betapa besarnya sejarah yang dimiliki umat islam. Para pengembara agung yang menyebar diseluruh dunia islam meninggalkan jejak yang yang sangat mulia dalam takaran peradaban. Ilmu, keshalihan, serta kearifan mereka membuat kita berdecak kagumsekaligus merasa tidak berdaya.

Kemudian timbul pertanyaan baru, "Apakah Islam hanya gemilang dan cemerlang pada masa lalu?" Apakah kita hanya mampu dan bisa mengagumi masa lalu? Tentang kegagahan, kebesaran, dan tentang keagungan peradaban yang berhasilan dibangun oleh umat islam terdahulu.

Hari ini nyaris kita tidak bisa membanggakan apapun tentang islam dalam komunitas kaum Muslimin. Politik Islam hari ini, tak ada yang bisa kita jadikan kiblat. Ekonomi Islam hari ini, tidak ada yang bisa dijadikan referensi. Intelektualitas Islam hari ini, terkungkung hanya membanggakan masa lalu. Umatnya lemah, baik daya tawar dan juga posisinya. Apakah Islam telah berubah?

Sebenarnya bukan Islam yang berubah menjadi rendah. Islam, insa Allah tetapu tinggi dan mulia. Lalu siapa yang berubah kualitasnya?

Mungkin kita. Kaum muslimin yang mengaku dan memeluk Islam. Kualitas kita yang berubah menjadi rendah. Kita tidak lagi seperti orang-orang dahulu, yang dengan tunduk dan patuh melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan utuh. Kita memiliki berjuta pertanyaan yang diajukan bukan membuat kita untuk semakin yakin, malah sebaliknya sebagai cara untuk menghindar.

Apakah kita hanya mampu berbangga dengan masa lalu? Jika hari ini kaum Muslimin berada di pinggir jurang yang cukup mengancam, lalu bagaimana dengan masa depan kaum Muslimin nanti? Apakah lebih buruk dari hari ini, atau mulai menemukan setitik cahaya?

Dengan semangat mencari motivasi, seharusnya masa depan jauh lebih terang dari sekarang. Itu juga yang menjadi alasan kami untuk mencari dan menggambarkan kepada kaum Muslimin tentang pijakan sejarah yang kita miliki. Agar mampu menatap dan membangun masa depan yang lebih baik mulai dari sekarang.

Sebab, kata orang-orang bijak, siapa yang memiliki sejarah maka dia akan memiliki masa depan yang cearah. Semakin kita kebelakang menelusuri kegemilangan sejarah Islam, maka semakin cemerlang cahaya yang kita temukan. Tugas kita hari ini adalah, bagaimana membawa cahaya itu ke waktu sekarang. Agat bisa menerangi hari kita dan menjadi bekal di esok hari. Insya Allah.


Sebagian dikutip dari majalah Sabili No. 13 Th XVI 15 Januari 2009/18 Muharram 14 30