Kamis, 22 Maret 2012

Menulis Essai

Bagaimana Cara Menulis Essai?
Sebelum membuat essay, ada baiknya kita membuat pertanyaan mengenai suatu topik. Setelah itu kita bisa menggali jawaban-jawaban yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Dari jawaban tersebut, kita bisa menarik sebuah kata kunci yang kemudian kita bisa analisis untuk membuat sebuah tulisan yang baik.

Bagaimana Jika Kita Tidak Bisa Menganalisis Kata Kunci Secara Mendalam?
Disinilah kita perlu membaca. Bacalah semua hal yang berhubungan dengan kata kunci yang telah kita buat. Kita bisa membaca berulang-ulang agar mampu memahami sebuah topik yang ingin kita angkat sehingga bisa mengembangkan argumen untuk menjawab pertanyaan yang telah kita buat sebelumnya.

Ketika memilih bacaan, hendaknya kita berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Apakah topik ini berhubungan dengan topik yang saya pilih?
  • Apakah bacaan ini mendukung jawaban saya atas pertanyaan yang telah saya pilih?
  • Apakah bacaan ini dapat mengembangkan argumen-argumen saya?

Apa Yang Harus Kita lakukan Setelah Membaca?

Setelah kita merumuskan sebuah pertanyaan mengenai suatu topik. Kita dapat mencari jawabannya dengan membaca. Saat membaca, kita harus selalu membiasakan diri untuk mencatat point-point penting yang bisa diambil untuk mendukung topik yang telah kita pilih.

Karena tidak semua orang memiliki ingatan yang kuat atas bacaannya, maka opsi mencatat secara tertulis sangat dianjurkan agar tidak kehilangan point-point penting.

Menyusun Ide dan Mulai Menulis Essay!

Kita telah memiliki sebuah pertanyaan mengenai suatu topik yang telah kita pilih. Kita telah mencatat point-point penting yang bisa mendukung argumen kita untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Selanjutnya kita harus mulai menyusun catatan-catatan tadi kedalam suatu bentuk jawaban. Putuskan point-point mana saja yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan tadi. KIta harus mengkaji ulang catatan dan menentukan poitn mana yang akan dibahas lebih dulu.

Kita bisa membuat sebuah kerangka sederhana agar lebih efektif dalam mengkomunikasikan jawaban dan ide-ide yang telah kita dapatkan. Kerangka sederhana itu meliputi:

  • Pendahuluan, menceritakan secara singkat mengenai ide jawaban dan pertanyaan yang telah kita persiapkan.
  • Isi, yaitu bagian diamana kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kita buat dengan menggunakan argumen-argumen yang telah kita kembangkan.
  • Kesimpulan, yakni fase dimana kita menunjukkan bahwa kita telah menjawab pertanyaan yang telah kita buat. Jangan pernah memasukkan informasi atau argumen baru diluar isi yang telah kita buat.

Setelah uraian diatas sudah dipahami, sekarang saatnya mulai menulis....




Senin, 19 Maret 2012

Gill Net (Jaring Insang)

Gill Net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”. Istilah gill net didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap gill net terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Tertangkapnya ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit (entangled) pada tubuh jaring. Pada umumnya jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah jenis ikan yang horizontal migration dan vertical migrationnya tidak seberapa asktif. Dengan perkataan lain, migrasi dari ikan-ikan tersebut terbatas pada suatu range layer-depth tertentu. Berdasarkan depth dari swimming layer ini lebar jaring ditentukan.

Jeni-jenis ikan yang umumnya tertangkap denga gill net ini ialah jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut (cakalang, jenis-jenis tuna, saury, fying fish, dll), jenis-jenis ikan demersal (flat fish, sea bream, katamba, dll), juga jenis-jenis udang, lobster, kepiting, dll.

Dengan mempertimbangkan tingkah laku ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan, lalu menyesuaikannya dengan dalam/dangkal dan renang ruaya ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan itu akan menerobos jaring, dan terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

Pada umumnya, yang disebut dengan gill net adalah jaring yang berbentuk persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan perkataan lain, jumlahmesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size padaarah panjang jaring (Ayodhyoa, 1981).

Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan kedua gaya yang berlawanan arah,yaitu bouyancy dan float yang bergerak menuju ke atas dan singker ditembah dengan berat jaring yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terentang.Perimbangan dua gaya inilah yang akan menentukan baik buruknya rentangan vertikal sesuatu gill dalam air, sehubungan pula dengan gaya dari angin, arus, gerak delombang, dan sebagainya.

Gil Net berdsarkan letaknya.

  1. Gill Ntet Permukaan (Surface Gill Net)

Ciri-ciri

Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak jaring menjadi tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line (tali pelampung) akan berada di permukaan air (sea surface). Dengan demikian, arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.

Pengoperasian

Setelah tiba padafishing ground yang telah ditentukan (sebainya bukan derah pelayaran) maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat

hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula, sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya. Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan juga bisa dilakukan. Yan penting, bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu, warna jaring sering sama dengan warna perairan.

Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya berupa jenis-jenis ikan dasar atau jenis-jenis ikan pelagis. Misalnya: cakalang, jenis-jenis tuna, saury, flying fish, dll


  1. Gill Net Dasar (Bottom Gill Net)

Ciri-ciri.

Pada kedua ujung jaringdiikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini juga sering disebut set bottom gill net. Karena jaring ini direntangkan dekat pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan demersal. Posisi jaringa dapat diperkirakan pada pelampung bendera/pertanda yang diletakkan pada kedua ujung jaring, tetapi tidak dapat diperkirakan keadaan baik dan buruknya rentangan jaring itu sendiri.

Pengoperasian.

Operasi penangkapannya sama dengan surface gill net (gill net permukaan).Perbedaannya hanya posisi jaring dalam air. Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula jensis ikan yang tertangkap dapat menjadi berbagai jenis, misalnya herring, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, dsb.


  1. Gill Net Pertengahan (Mid Water Gill Net)

Ciri-ciri dan cara pengoperasian gill net jenis ini tidak jauh beda dengan gill net jenis permukaan (surface gill net). Namun yang membedakan adalah posisi jaring yang tidak rapat di permukaan dan tidak rapat di dasar perairan. Posisinya melayang-layang di dalam air tetapi tetap terentang secara sempurna.








Menmbangun Jiwa Wirausaha Mahasiswa Perikanan dan Kelautan



BAB I

PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang

Perguruan tinggi di Indoensia baik negeri maupun swasta bisa menjadi pabrik penghasil pengangguran khususnya pengangguran muda yang terdidik. Karena diperkirakan ada sekitar 600 ribu lulusan perguruan tinggi yang menganggur (survey 2009-2011), hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa indonesia sudah kelebihan pasokan pencari kerja dan kekurangan pasokan pencipta kerja.


Sangat ironis ketika kita mengingat bahwa Indonesia adalah negara khatulistiwa dengan kekayaan alam yang melimpah khususnya di bidang perikanan dan kelautan. Meskipun memiliki kekayaan alam sangat melimpah, namun rakyat kita belum bisa memanfaatkan secara maksimal potensi tersebut demi memenuhi kebutuhannya. Ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomis yang besar tidak berpihak kepada siapa yang memiliki kekayaan alam tersebut, tetapi nilai ekonomis yang terbesar memihak kepada siapa yang mampu memasarkan produk kepada pasar dengan nilai yang tinggi.


Pendidikan yang terjadi diseluruh dunia pada dasarnya membangun manusia-manusia pekerja. Sumber daya manusia yang kaya dengan ragam potensi telah berhasil kita masukkan dalam cetakan yang seragam yaitu dibentuk untuk jadi “pencari kerja”. Strategi ini tidak salah bila industri terus bertumbuh secepat pasokan tenaga kerja dan kemajuan teknologi berpihak penuh pada kaum pekerja. Namun yang terjadi di Indonesia saat ini pertumbuhan pasokan industri untuk menampung para pencari kerja kalah cepat oleh ketersediaan jumlah pencari kerja atau dalam hal ini lulusan perguruan tinggi.


Karena pola pikir masyarakat saat ini menganggap bekerja itu ketika menjadi pegawai negeri, sedangkan jumlah pegawai negeri di Indonesia saat ini sudah terlalu banyak, sehingga dibutuhkan alternatif lain yang lebih ideal untuk memecahkan masalah pengangguran tersebut. Maka secepatnya sistem pendidikan di perguruan tinggi harus dirubah. Langkah yang tepat adalah dengan menanamkan dan membangun jiwa entrepreneurship di dalam diri para mahasiswa.


Pembelajaran entrepreneurship bukan hanya akan menghasilkan manusia-manusia masa depan yang dapat bebas dari kemiskinan tetapi juga sebagai sumber-sumber kesejahteraan masyarakat yang dapat kita andalkan.Dari kegiatan entrepreneurship dapat kita harapkan lapangan pekerjaan baru.


Pendidikan entrepreneurship adalah senjata penghancur massal untuk pengangguran dan kemiskinan sekaligus jadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu dan sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat.



I. II. Tujuan

  1. Menumbuhkan dan menanamkan jiwa wirausaha kepada mahasiswa.

  2. Mengatahui potensi-potensi yang dapat di kembangkan, khususnya di bidang perikanan dan kelautan.

  3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dapat ditemui seorang mahasiswa sebagai entrepreneur.


BAB II

PEMBAHASAN


Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa entrepreneurship pada diri mahasiswa perikanan dan kelautan dapat dilakukan dengan memberikan stimulus berupa hal-hal yang dia senangi atau yang hal-hal yang berada disekelilingnya setiap hari. Mahasiswa perikanan dan kelautan sebenarnya tidaklah sulit untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dalam dirinya.

Ada beberapa faktor yang bisa memacu seorang mahasiswa perikanan dan kelautan untuk menciptakan suatu usaha, yaitu dilihat dari kedudukannya sebagai seorang “mahasiswa” yang tentunya juga masih bergantung dan membutuhkan subsidi dari orang tua, sehingga ada motivasi untuk mendorongnya melakukan suatu usaha untuk memperoleh pemasukan secara mandiri untuk mengurangi membebani orang tua.


Faktor selanjutnya jika dilihat dari kedudukannya sebagai 'mahasiswa perikanan dan kelautan'. seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia merupakan negara khatulistiwa dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah khususnya di bidang kelautan dan perikanan, Potensi alam ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mebuat suatu kegiatan wirausaha kecil-kecilan, misalnya membuat suatu usaha pengolahan hasil perikanan, objek parwisata, perhiasan dari biota laut, penangkpan, pembudidayaan, konversi energi dari laut misalnya ombak dan pasang surut air laut, dsb. Namun tidak menutup kemungkinan seorang mahasiswa perikanan dan kelautan membuat suatu kegiatan wirausaha berbasis apa yang ia sukai atau senangi.


  1. I. Potensi Yang Dapat Di Kembangkan

Banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur, yaitu potensi yang berada dalam diri manusia dan potensi yang berada di luar dapat dapat dimanfaatkan.


a. Potensi yang berada di dalam diri,

Potensi yang berada dalma diri manusia yaitu pontensi yang sudah tersimpan dalam diri kita namun belum kita sadari sepenuhnya sehingga perlu digali. Tidak banyak memang orang yang mampu menggali potensi dirinya sendiri. Kita tidak mengetahui jika kita memilki potensi yang besar untuk mengambangkan karier ataupun kesuksesan hidup kita sendiri.


Tirai yang menghalangi kesadaran untuk menggali dan mengembangkan potensi sudah seharusnya disingkirkan. Kita harus mampu mencapai puncak keinginan dengan mengenali dan mengembangkan potensi yang kita miliki. Jangan hanya menunggu rejeki nomplok, jangan hnya berdoa tanpa berusaha, karena itu hanya akan membuat kita menjadi orang yang malas.


Sebenarnya, jika kita telah mengetahui watak dan karakter diri, maka akan sangat mudah untuk menggali potensi yang kita miliki. Ibarat mencari harta karun, kalau kita sudah mengetahui peta dan medannya, maka kita pun tinggal mencari dan menggalinya.


Jika kita sudah memiliki watak dan karakter sebagai seorang wirausaha, maka akan sangat mudah untuk menggali potensi-potensi lainnya yang dapat mendukung watak dan karakter kita sebagai seorang entrepreneur, yaitu:

a. Kemauan untuk bekerja keras (capacity for hard work)

b. Kepandaian berkomunikasi (ability to communicate)

c. Keyakinan (self confidence)

d. Kerjasama

e. Hasrat untuk maju (Ambition drive)

f. Penampilan yang baik (good appearance)

g. Kemauan untuk belajar (college education)

h. Pandai membuat keputusan (making soud decision)


Potensi yang belum tergali merupakan sebuah harta karun, ketika sudah kita temukan kemudian dikembangkan maka akan menjadi sebuah “secret weapon” untuk mengembangkan karier dan kesuksesan hidup terutama bagi mahasiswa yang memiliki watak dan karakter entrepreneur.


b. Potensi yang berada di luar dan dapat dimanfaatkan.

Yang dimaksud potensi yang berada di luar dan dapat di manfaatkan adalah potensi sumberdaya alam yang kita miliki. Sumberdaya perikanan dan laut yang begitu besar harus dapat dimanfaatkan secara maksimal. Karena manfaat ekonomis yang besar tidak pernah berpihak kepada siapa yang memiliki kekayaan alam tersebut, tetapi nilai ekonomis yang terbesar memihak kepada siapa yang mampu memasarkan produk kepada pasar dengan nilai yang tinggi.


Dalam hal meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa khusunya dibidang perikanan dan kelautan, kegiatan yang akan dibuat tidak ditekankan pada kegiatan yang berskala besar, bisa membuat suatu kegiatan usaha yang berskala kecil atau rumahan. Sebagai contoh kegiatan pengolahan hasil perikanan, hasil-hasil perikanan merupakan bahan yang mudah busuk yang menyebabkan nilai jualnya cepat turun, sehingga dibutuhkan sebuah cara untuk meningkatkan nilai jual dari hasil perikanan tersebut salah satunya degan membuat produk baru, misalnya bakso ikan, nugget ikan, bandeng presto, otak-otak ikan, ikan sardine,dll.


Kegiatan wirausaha lain yang bisa dilakukan adalah membuat suatu kegiatan pembudidayaan ikan secara kecil-kecilan dalam hal ini budidaya ikan hias, misalnya pemeliharaan ikan cupang hias, ikan louhan, ikan arwana, dan ikan-ikan hias lainnya.


Sedengkan untuk memanfaatkan kondisi laut itu sendiri, mahasiswa dapat melakukan konversi energi dari ombak, pasang surut air laut, dan angin untuk menghasilkan energi lain. Misalnya menghasilkan energi listrik.


Masih sangat banyak potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh sebab itu kedepannya diharapkan semakin banyak potensi-potensi perikanan dan kelautan tersebut yang dapat dimanfaatkan sehingga semakin besar peluang untuk menghasilkan semakin banyak lapangan kerja.


I.II. Hambatan Yang Dialami

Hambatan-hambatan yang dialami oleh mahasiswa dalam melakukan kegiatan entrepreneur cukup beragam. Ada hambatan yang datangnya dari luar dan ada hambatan yang datangnya dari dalam.


a. Hambatan dari luar.

  1. Seringkali seorang mahasiswa atau pemuda yang hendak membuat suatu kegiatan wirausaha dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang tidak memilki pekerjaan tetap, sehingga tidak jarang menjadi kendala dan mematahkan semangat seseoran untuk berwirausaha.

  2. Pemerintah seringkali menghambat terbentuknya kegiatan wirausaha dengan kusutnya perudangan dan birokrasi yang terlalu berbeli-belit.

  3. Kurangnya wadah untuk menyalurkan minat berwirausaha mahasiswa.

  4. Sulitnya mencari pendanaan.


b. Hambatan dari dalam.

  1. Sikap mental yang tidak siap bersaing dalam bisnis.

  2. Sulitnya mengatur waktu bagi seorang mahasiswa.


BAB III

PENUTUP


III. I. Kesimpulan

Menanamkan jiwa wirausaha dalam diri mahasiswa perikanan dan kelautan dilakukan dengan memberikan rangsangan berupa hal-hal yang berada di sekitarnya, misalya hal-hal yang berkaitan dengan dunia perikanan dan kelautan, yang kita ketahui Indonesia memiliki potensi kekayaan alam perikanan dan kelautan yang begitu melimpah, sehingga besar peluang seorang mahasiswa perikanan dan kelautan untuk menghasilkan suatu kegiatan wirausaha walapun kegiatan yang berskala kecil-kecilan. Namun sayangnya masih banyak kendala yang sering dialami oleh mahasiswa ketikan hendak melakukan kegiatan wirausaha diantaranya adalah masalah kurangnya pendanaan, masih kurangnya wadah untuk menyalurkan keinginan berwirausaha, dan kurangnya perhatian dari pemerintah.


III. II. Saran

  1. Pemerintah merubah kurikulum dan menjadikan kewirausahaan sebagai salah satu pokok kajian yang harus diprioritaskan.

  2. Pemerintah sebaiknya memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk membentuk kegiatan wirausaha.

  3. Menambah wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan keinginan/minat berwirausahanya


Minggu, 04 Maret 2012

Mars HMP BDP UNHAS


Himpunan mahasiswa profesi budidaya
Perarain universitas hasanuddin
Bersama aplikasikan ilmu
Membangun masyarakat pesisir

Pancarkan pengetahuan terbaikmu
Dengan tekad yang kuat dan tak ragu
Sumbangkan tenaga dan pikiran
Demi kejayaan perikanan

# Nasib nusa bangsa di genggaman kita
Bersatu dalam semangat yang solid
Untuk perubahan yang lebih baik

JAYALAH BDP KITA....
JAYALAH BDP KITA....