BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis
moral dan kepribadian menjadi fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita..
Penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tersebarnya tempat-tempat maksiat dan
penyimpangan-penyimpangan perilaku lainnya menghiasi kehidupan kita. Sampai
saat ini, upaya-upaya telah banyak dilakukan oleh banyak pihak, namun hasilnya
masih jauh dari harapan. Namun upaya-upaya tersebut tidak harus ditiadakan atau
dikurangi tetapi harus lebih ditingkatkan tetapi lebih simultan dan
komprehensif.
Seorang
pemikir islam pernah mengutrakan hasil pengamatannya tentang kondisi umat islam
saat ini. Salah satu fenomena yang terjadi adalah hilangnya kepribadian
sitimewa dikalangan umat muslim. Seperti yang dikemukakan oleh Ihsan Tanjung
(2001:X). Sebagai berikut
“Asy Syaikh Kamal
Halbawy berpendapat bahwa di era globalosasi saat ini sebagian kaum muslimin
tidak utuh dalam menampilkan kepribadian islam. Ada kelemahan dalam upaya
melengkapi keseluruhan wilayah akhlak. Misalnya dalam wilayah kepribadian terkadang
seorang muslim begitu concern terhadap akhlak kepada Allah, namun mengabaikan
akhlah kepada sesame manusia. Sehingga apa yang ada pada masa dahulu menjadi
keistimewaan kaum muslimin, maka hari ini sangat langkah ditemui di dalam dunia
Islam”
1.2 Rumusan Masalah
1.
Seberapa penting
pendidikan agama dalam membentuk moral seseorang?
2.
Bagaimana rusaknya
moral anak bangsa saat ini yang tidak tersentuh dengan nilai-nilai agama.
3.
Bagaiaman
membentuk akhlak dan perilaku Islam?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa pentingnya pendidikan agama dan moral bagi bangsa ini, selain itu juga
sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia di semester dua.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang kami lakukan dalam penyusunan karya
tulis ini merupakan metode kepustakaan yang
kami sadur dari buku-buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penyabab Terjadinya Krisis Moral
Kita hidup
dalam sebuah dunia yang gelap, dimana setiap orang meraba-raba, namun tidak
menemukan denyut nurani, tidak merasakan sentuhan kasih, dan tidak melihat
sorot mata persahabatan yang tulus, Dunia kita telah menjadi hutan belantara,
dimana bahasa global kita adalah kekuatan besi dan baja, bahasa bisnis kita
adalah persaingan, bahasa politik kita adalah penipuan, dan bahasa social kita
adalah pembunuan.
Penyebab terjadinya krisis moral adalah :
1. Adanya
penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia yang menyebabkan
paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika.
2. Hilangnya
model kepribadian yang integral, yang memadukan kesalihan dengan kesuksesan,
kebaikan dengan kekuatan, dan seterusnya.
3. Munculnya
antagonisme dalam pendidikan moral.
4. Lemahnya
peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan moral
Krisis moral ini menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan
di dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Maka solusi
yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali menempuh jalan
Allah, kembali kepada jalan islam. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih
hati.” (QS. Al-Baqarah : 38)
2.2
Teori
Keseimbangan Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab melihat bahwa suatu
masyarakat akan kehilangan keseimbangannya jika gejala itu terjadi. Ada orang
–orang shaleh yang lemah dan tertindas, da nada orang-orang jahat yang kuat dan
perkasa. Yang pertama berarti kebaikan bertemu dengan kelemahan dan yang kedua
berarti kejahatan bertemu dengan kekuatan.
Karena itu Umar bin Khattab pernah
berdoa: “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ketidakberdayaan orang-orang
bertakwa dan keperkasaan orang-orang jahat ”.
Oleh sebab itu keseimbangan social
menurut Umar Bin Khattab akan terjadi jika keshalehan bertemu dengan kekuatan
dan kejahatan bertemu dengan kelemahan.
2.3 Tirani dan Keterasingan
Bagaimana kita mengetahui bahwa
suatu bangsa mengalami krisis moral? Dalam konteks ini kita dapat menyebut dua
gejala; tirani dan keterasingan.
Tirani merupakan gejala dari
rusaknya perilakuk social , dimana polarisasi kelompok terbagi menjadi dua yakni
kelompok kuat yang tiran dan kelompok lemah yang menjadi objek tirani.
Sementara itu, keterasingan menandai
rusaknya hubungan social. Keterasingan berarti bahwa individu merasa sebagai
orang asing dalam masyarakat. Ia hidup ditengah mereka namun tidak pernah
merasakan kebersamaan dengan mereka. Lalu secara perlahan individu dan
masyarakat terbelah dan terpecah. Dimana individu tidak lagi melihat masyarakat
sebagai tempatnya melebur.
2.4 Jalan Terang Nilai-Nilai Islam
Manusia-manusia modern saat ini telah kehilangan
cahaya kehidupan yang dapat membimbing mereka menuju keselamatan dan kebahagian
dari semua yang mereka lakukan.
Dunia kita ini telah gelap gulita.
Dan hanya cahaya Allah yang dapat meneranginya kembali. Maka Allah berfirman;
“… dan barang siapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah , maka tiadalah ia
mempunyai cahaya sedikitpun juga.” (QS.24:40)
Jalan keluar itu ada disini, kembali
menempuh jalan Allah, ajaran Islam! Perbaiki akhlak dan kepribadian kita dengan
perspektif Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kita hidup
dalam sebuah dunia yang gelap, dimana setiap orang meraba-raba, namun tidak
menemukan denyut nurani, tidak merasakan sentuhan kasih, dan tidak melihat
sorot mata persahabatan yang tulus, Dunia kita telah menjadi hutan belantara,
dimana bahasa global kita adalah kekuatan besi dan baja, bahasa bisnis kita
adalah persaingan, bahasa politik kita adalah penipuan, dan bahasa social kita
adalah pembunuhan.
Namun
semua persoalan yang terjadi tersebut ada jalan keluarnya, dengan kembali
menempuh jalan Allah, ajaran Islam. Karena dengan kembali ke ajaran Islam, maka
Allah akan menerangi kehidupan kita yang sebelumnya gelap gulita.
3.2
Saran
Dengan menanamkan wawasan keislaman kepada diri
kita, maka akhlak terpuji akan hadir dengan sendirinya di dalam setiap langkah
hidup kita, akan menjauhkan diri kita dari akhlak-akhlak tercela, dan akan
membentuk kepribadian islam yang dapat memperbaiki keseimbangan sosial
DAFTAR PUSTAKA
Artikel
Non-Personal. 2012. Pendidikan Agama Membangun Moral. http://www.scribd.com/doc/72511469/Pendidikan-Agama-Membangun-Moral
(Diakses pada tanggal 14 Mei 2012)
Matta, Anis. 2001.
Membentuk Karakter Muslim. Jakarta: Shout Al-Haq Press.
Musthava.
2012. Agama Dan Dekadensi Moral. http://mushthava.blogspot.com/2012/02/agama-dan-dekadensi-moral.html
(Diakses pada tanggal 14 Mei 2012)
Sang
Pencari Ilmu. 2011. Membentuk Karakter Muslim. file:///E:/moral/Saung%20Pencari%20Ilmu%20-%20Membentuk%20Karakter%20Muslim.htm
(Diakses pada tanggal 14 Mei 2012)
0 komentar:
Posting Komentar