Senin, 19 Mei 2014

NASIONALISME ISLAM

Adakah konsep nasionalisme di dalam Islam.? Islam dan nasionalisme merupakan dua buah hal yang saling berlawanan. Konsep nasionalisme yang diluncurkan oleh barat tidak compatible dengan Islam. Bukankah sejarah juga telah mencatat keruntuhan khilafah ustmaniyah salah satunya disebabkan karena muncul dan berkembangnya  spirit nasionalisme dikalangan bangsa arab yang ingin memisahkan diri dari bangsa Turki ustmani yang saat itu dianggap sebagai simbol kesatuan umat Islam seluruh dunia. Ide nasionalisme menghancurkan khilafah Islamiyah.
            Barat telah berhasil memecah-mecah negeri-negeri Islam menjadi Negara-negara yang mandiri. Namun, meski demikian kebanyakan kaum muslimin tetap punya perasaan sama bila kaum Muslim di luar negerinya dizhalimi. Banyak dari organisasi Islam yang berusaha menjayakan Islam di negerinya dan menjadikan negerinya Islami. Sehingga
mulailah sedikit demi sedikit konsep nasionalisme ini diterima, asalkan tidak bertentangan dengan Islam.
Yang menarik adalah mengamati pendapat tokoh Ikhwanul Muslimin –pergerakan Islam terbesar di dunia- Hasan Al-Banna sebagai orang pertama yang secara komprehensif dan sistematis membincangkan tentang nasionalisme dan Islam.
            Hasan Al-Banna membedakan antara konsep al-wathaniyah dan al-qawmiyah dalam menjelaskan arti kebangsaan. merestorasi konsepsi awal patriotisme dan nasionalisme yang Eropa sentris dan berwatak sekular menjadi konsep yang telah diisi pemahaman baru sesuai Islam dan dimanfaatkan untuk kebangkitan Islam. Dalam kaidah ushul fikih, Al-Banna melakukan apa yang dikenal dengan “memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik”. Unsur-unsur terbaik dari patriotisme atau nasionalisme diserap dan dirumuskan untuk menjadi alat perjungan kebangkitan Islam.
Lebih lanjut, Hasan Al-Banna menguraikan perspektif nasionalisme dalam Islam dengan menegaskan bahwa motif-motif ideal nasionalisme sepenuhnya relevan dengan doktrin-doktrin Islam. Pandangan Hasan Al-Banna tentang nasionalisme diantaranya adalah:
Pertama, Nasionalisme Kerinduan. Jika yang dimaksud dengan nasionalisme oleh para penyerunya adalah cinta tanah air dan keberpihakan padanya dan kerinduan yang terus menggebu terhadapnya, maka hal itu sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah manusia. Lebih dari itu Islam juga menganjurkan yang demikian.
Kedua, Nasionalisme Kehormatan dan kebebasan, yaitu nasionalisme dalam bentuk keharusan berjuang membebaskan tanah air dari cengkeraman imperialisme, mananamkan makna kehormatan dan kebebasan dalam jiwa putera-putera bangsa, maka kitapun sepakat tentang itu. Islam telah menegaskan perintah itu dengan setegas-tegasnya.
Ketiga, Nasionalisme Kemasyarakatakan. Yaitu nasionalisme dalam rangka memperkuat ikatan kekeluargaan antara anggota masyarakat atau warganegara serta menunjukkan kepada mereka cara-cara memanfaatkan ikatan itu untuk mencapai kepentingan bersama. Islam bahkan menganggap itu sebagai sebuah kewajiban. Lihatlah bagaimana Rasullalah saw bersabda, “Dan jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara.” (Al-Hadist)
Tidaklah seorang manusia dianggap sempurna kecuali memiliki rasa cinta terhadap negerinya, rindu kepadanya, berjuang dengan jiwa dan hartanya untuk membelanya, bahkan berusaha mengerahkan seluruh potensi untuk menjaga kemuliaan dan kemenangannya.
Ketika kecintaan kepada negeri dilandasi karena Allah. Lingkupnya akan menjadi lebih luas mencakup semua tanah kaum muslimin, sehingga membela mreka menjadi kewajiban dan menolong mereka adalah keharusan.
Nabi saw memberikan contoh yang menakjubkan terkait cinta kepada negeri sendiri, loyal kepadanya dan rindu terhadapnya, pada saat hijrah dari mekkah setelah terasa sempit jalan-jalan dakwah, kemudian beliau bersabda. “Demi Allah, Engkau adalah tempat (bumi) yang paling aku cintai sekiranya pendudukmu tidak mengusirku, maka aku tidak akan keluar darimu”.
Yang membedakan Islam dengan nasionalis sempit adalah batasan nasionalisme bagi Islam ditentukan oleh basis iman, bukan territorial wilayah negara dan bata-batas geografis. Bagi Islam, setiap jengkal tanah di bumi ini dimana di atasnya ada seorang muslim yang mengucapkan La ilaha illallah, maka itulah tanah air Islam. Wajib bagi seorang muslim menghormatinya serta berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Setiap muslim turut merasakan apa yang mereka rasakan dan memikirkan kepentingan-kepentingan mereka.

Islam sepakat dengan konsep nasionalisme dalam semua maknanya yang baik dan dapat mendatangkan manfaat bagi manusia dan tanah airnya. Sehingga jelaslah bahwa Islam dan nasionalisme bukanlah sesuatu yang bertentangan. Ide nasionalisme dengan slogan dan yel-yelya, tidak lebih dari kenyataan bahwa nasionalisme merupakan bagian sangat kecil dari keseluruhan ajaran Islam yang agung.

0 komentar:

Posting Komentar