Adakah konsep nasionalisme
di dalam Islam.? Islam dan nasionalisme merupakan dua buah hal yang saling
berlawanan. Konsep nasionalisme yang diluncurkan oleh barat tidak compatible
dengan Islam. Bukankah sejarah juga telah mencatat keruntuhan khilafah
ustmaniyah salah satunya disebabkan karena muncul dan berkembangnya spirit nasionalisme dikalangan bangsa arab
yang ingin memisahkan diri dari bangsa Turki ustmani yang saat itu dianggap
sebagai simbol kesatuan umat Islam seluruh dunia. Ide nasionalisme
menghancurkan khilafah Islamiyah.
Barat
telah berhasil memecah-mecah negeri-negeri Islam menjadi Negara-negara yang
mandiri. Namun, meski demikian kebanyakan kaum muslimin tetap punya perasaan
sama bila kaum Muslim di luar negerinya dizhalimi. Banyak dari organisasi Islam
yang berusaha menjayakan Islam di negerinya dan menjadikan negerinya Islami.
Sehingga
mulailah sedikit demi sedikit konsep nasionalisme ini diterima,
asalkan tidak bertentangan dengan Islam.
Yang menarik adalah
mengamati pendapat tokoh Ikhwanul
Muslimin –pergerakan Islam terbesar di dunia- Hasan Al-Banna sebagai orang
pertama yang secara komprehensif dan sistematis membincangkan tentang
nasionalisme dan Islam.
Hasan
Al-Banna membedakan antara konsep al-wathaniyah dan al-qawmiyah dalam
menjelaskan arti kebangsaan. merestorasi
konsepsi awal patriotisme dan nasionalisme yang Eropa sentris dan berwatak
sekular menjadi konsep yang telah diisi pemahaman baru sesuai Islam dan
dimanfaatkan untuk kebangkitan Islam. Dalam kaidah ushul fikih, Al-Banna
melakukan apa yang dikenal dengan “memelihara yang lama yang baik dan mengambil
yang baru yang lebih baik”. Unsur-unsur terbaik dari patriotisme atau
nasionalisme diserap dan dirumuskan untuk menjadi alat perjungan kebangkitan
Islam.
Lebih lanjut, Hasan
Al-Banna menguraikan perspektif nasionalisme dalam Islam dengan menegaskan
bahwa motif-motif ideal nasionalisme sepenuhnya relevan dengan doktrin-doktrin
Islam. Pandangan Hasan Al-Banna tentang nasionalisme diantaranya adalah:
Pertama, Nasionalisme
Kerinduan. Jika yang dimaksud dengan nasionalisme oleh para penyerunya
adalah cinta tanah air dan keberpihakan padanya dan kerinduan yang terus
menggebu terhadapnya, maka hal itu sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah
manusia. Lebih dari itu Islam juga menganjurkan yang demikian.
Kedua, Nasionalisme
Kehormatan dan kebebasan, yaitu nasionalisme dalam bentuk keharusan
berjuang membebaskan tanah air dari cengkeraman imperialisme, mananamkan makna
kehormatan dan kebebasan dalam jiwa putera-putera bangsa, maka kitapun sepakat
tentang itu. Islam telah menegaskan perintah itu dengan setegas-tegasnya.
Ketiga, Nasionalisme
Kemasyarakatakan. Yaitu nasionalisme dalam rangka memperkuat ikatan
kekeluargaan antara anggota masyarakat atau warganegara serta menunjukkan
kepada mereka cara-cara memanfaatkan ikatan itu untuk mencapai kepentingan
bersama. Islam bahkan menganggap itu sebagai sebuah kewajiban. Lihatlah
bagaimana Rasullalah saw bersabda, “Dan jadilah kalian hamba-hamba allah yang
bersaudara.” (Al-Hadist)
Tidaklah seorang manusia
dianggap sempurna kecuali memiliki rasa cinta terhadap negerinya, rindu
kepadanya, berjuang dengan jiwa dan hartanya untuk membelanya, bahkan berusaha
mengerahkan seluruh potensi untuk menjaga kemuliaan dan kemenangannya.
Ketika kecintaan kepada
negeri dilandasi karena Allah. Lingkupnya akan menjadi lebih luas mencakup
semua tanah kaum muslimin, sehingga membela mreka menjadi kewajiban dan
menolong mereka adalah keharusan.
Nabi saw memberikan contoh
yang menakjubkan terkait cinta kepada negeri sendiri, loyal kepadanya dan rindu
terhadapnya, pada saat hijrah dari mekkah setelah terasa sempit jalan-jalan
dakwah, kemudian beliau bersabda. “Demi Allah, Engkau adalah tempat (bumi) yang
paling aku cintai sekiranya pendudukmu tidak mengusirku, maka aku tidak akan
keluar darimu”.
Yang membedakan Islam
dengan nasionalis sempit adalah batasan nasionalisme bagi Islam ditentukan oleh
basis iman, bukan territorial wilayah negara dan bata-batas geografis. Bagi
Islam, setiap jengkal tanah di bumi ini dimana di atasnya ada seorang muslim
yang mengucapkan La ilaha illallah,
maka itulah tanah air Islam. Wajib bagi seorang muslim menghormatinya serta
berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Setiap muslim turut merasakan apa yang
mereka rasakan dan memikirkan kepentingan-kepentingan mereka.
Islam sepakat dengan
konsep nasionalisme dalam semua maknanya yang baik dan dapat mendatangkan
manfaat bagi manusia dan tanah airnya. Sehingga jelaslah bahwa Islam dan
nasionalisme bukanlah sesuatu yang bertentangan. Ide nasionalisme dengan slogan
dan yel-yelya, tidak lebih dari kenyataan bahwa nasionalisme merupakan bagian
sangat kecil dari keseluruhan ajaran Islam yang agung.
0 komentar:
Posting Komentar